Bahan Buletin 1. (oleh: Nur Fina Farhiyah)
ALLAH SESUAI DENGAN
PRASANGKA HAMBANYA
Tidak asing lagi kalimat itu di telinga
kalian. Terkadang kalimat tersebut selalu diulang ketika berbicara soal takdir.
Dan kalimat “Allah sesuai dengan prasangka hambanya” menjadi dasar saya
mengambil sebuah langkah untuk menentukan jalan hidup saya. Hidup saya adalah
keputusan saya dan keputusan saya adalah yang nantinya akan menjadi takdir saya
jika Allah tidak berkehendak lain.
Saya masih ingat saya pernah punya target
saya harus masuk PTN tanpa membayar alias beasiswa. Saya tulis sebesar-besarnya
dengan bahasa Inggris lalu saya tempelkan di dinding kamar. Ibu pernah protes
pada saya “kuliah kok gak pakek bayar apa-apa, masih ada Bapak yang insya allah
masih bisa membiayai kuliah kamu”. Ya saya diam saja. Pikiran saya sudah
menerawang jauh ke depan termasuk soal keuangan keluarga, maka dari itu saya
pasang target untuk sedikit meringankan beban ayahanda. Nggak lupa, saya tulis
nama PTN-PTN yang ingin saya masuki serta jurusannya dan saya tempel di sebelah
target beasiswa tadi. Termasuk Universitas Brawijaya yang kini menjadi bagian
dari sejarah perjalanan hidup saya. Beruntung saya mempunyai teman sekaligus
seperti kakak dari komunitas menulis. Beliau pernah mengirimkan saya cerita
tentang mbak Salwa yang kini karena takdir Allah saya dipertemukan dengan
beliau di Malang, tepatnya di FORUM LINGKAR PENA (FLP) Malang. Mbak Salwa
adalah mahasiswa S1 UM yang mendapat beasiswa ke luar negeri dan sekarang
menjadi dosen UIN Malang. Di web, mbak Salwa bilang “gantunglah cita-citamu setinggi langit, jika kamu jatuh maka kamu akan
jatuh ke tempat yang penuh bintang”. Sedangkan nabi Muhammad SAW bersabda :
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar
pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu
Majah no. 3829, dan Ahmad 2: 362, hasan)
Target-target saya adalah doa-doa saya. Saya
meyakini sepenuh hati, Insyaallah akan terwujud.
Jujur, saya tidak begitu
menyesal dan meratapi saat saya tidak diterima SNMPTN UNDANGAN. Saya akan lebih
patah hati lagi kalau saya tidak diterima di SNMPTN TULIS. Karena saya sudah
mempersiapkan “senjata perjuangan” jauh-jauh hari, jadi saya akan sulit
menerima perjuangan saya sia-sia kalau SNMPTN TULIS gagal meskipun jika itu
menjadi takdir saya. Kenapa? Karena SNMPTN tulis butuh perjuangan dan sangat
jauh dibandingkan SNMPTN undangan. Saya rasa, saingannya pun sangat membludak. Saya
tidak ingin apa yang sudah saya perjuangkan tidak ada hasilnya. SNMPTN adalah
jalan terakhir saya. Pilihan yang saya tulis tidak meyakinkan masuk memang.
Pertama, saya ingin mengambil jurusan ilmu sosial atau ilmu politik, bukan
bidan, perawat, dokter, dan jurusan IPA lainnya. Dan di SNMPTN undangan memang
gak bisa. Kedua, tidak ada sensasi yang bisa saya rasakan. Saya merasa tidak
ada rasa tegang, deg-deg’an, dsb. Kenapa? Bagi saya, yang berkompetisi bukan
kemampuan kita, melainkan rapot-rapot kita. Saat saya memang tidak diterima
saya bilang pada diri saya “sudah!! Kamu memang ditakdirkan untuk lebih
berjuang, berjuang untuk hidupmu, memperjuangkan keputusanmu!!! Peperangan di
depan lebih menegangkan!!!”. Orangtua saya, terlebih ayahanda, guru-guru
tercinta saya tidak ada habis-habisnya berpesan agar rutin sholat tahajud,
dhuha, bersedekah, puasa-puasa sunnah, berbuat baik pada orang lain, dll.
Meskipun saya belum bisa melakukan semuanya, tapi saya berupaya. Jujur, saya
begitu merasakan mentaati orangtua dan guru-guru terutama sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan kita selain usaha yang kita lakukan. Takdir baik adalah
milik orang yang berbuat baik, bukankah begitu?
Selain saya ikut SNMPTN
TULIS, saya pun ikut SPMB PTAIN se-indo sebagai cadangan. Kedua-duanya saya
lalui dengan hasil murni tes. Rasa khawatir, rasa takut, rasa pasrah, rasa
ingin berjuang sangat bisa saya rasakan kala itu. Bagaimana tidak, saya
bukanlah bintang kelas, saya bukan yang selalu juara 1, sedangkan saya tes
bersama teman-teman saya yang jago-jago, bukankah saya akan kalah telak dengan
teman-teman saya yang pinter-pinter???? Alhamdulillah, Allah menghendaki saya
masuk kedua-duanya. Di Universitas Brawijaya dan UIN Malang. Siapa sangka yang
masuk adalah pilihan pertama saya semua. Di UB, saya menginginkan jurusan HI,
tapi entah, hati nurani saya tidak membolehkan saya ke HI, akhirnya dengan
berbagai pertimbangan saya ambil adiknya HI, dan diterimalah di adiknya HI,
hihiihi. Di UIN saya diterima d Psikologi. Psikologi juga merupakan cita-cita
kecil saya yang dulu sekali pernah saya tulis di sebuah lembaran. Akhirnya saya
membuat kesimpulan, ketika kita punya keinginan yang kuat, kita meyakininya,
kita menulisnya, meskipun akhirnya kita terlupakan dengan cita-cita
tersebut, akhirnya pun terkabul. Ketika
itu semua terwujud, saya baru sadar “oh...iya ya, saya dulu pernah punya target
seperti itu”. Sebelum kuliah, saya pernah menulis di sebuah buku bahwa saya
harus pernah lolos LKTI dan presentasi, nah...buktinya ketika saya masuk kuliah
saya dtakdirkan Allah lolos LKTI Youth Power dan presentasi di UGM. Target lain
yang saya tulis adalah bisa menjadi anggota FLP, akhirnya saya pun ditakdirkan
Allah bsia bergabung dengan teman-teman dari FLP Malang. Saya juga menulis “harus
punya camera digital”, alhamdulillah tanpa disangka-sangka saya bisa
memilikinya tanpa minta uang orangtua.
Doa kawan-kawan. Doa
merupakan senjata kalian. Jangan pernah lupa untuk selalu mendekat kepada Allah
jika ingin cita-cita kalian terwujud. Pasang target untuk kebaikan masa depan
kalian. Yakini dan berdoalah. Insyaallah takdir baik akan menjumpai kalian jika
Allah tidak punya rencana lain untuk kebaikan diri kita. “Allah tetaplah sesuai
dengan prasangka hambaNya”. Saya sangat meyakininya. Maka berusahalah. Jangan
pernah berpikir kamu tidak bisa. Kamu diciptakan dengan keistimewaanmu, dengan
takdirmu masing-masing. Maka penuhilah takdirmu dengan tawakkal dan ikhtiar.
Satu hal, berhasil melalui sebuah perjuangan yang sangat berat akan menjadi
suatu kebanggaan tersendiri buatmu daripada sama sekali kamu tidak berjuang.
“trust me, it work!” :D
Malang, 21 Februari 2013
Farasyah
0 komentar:
Posting Komentar